Jumat, 21 September 2012

MELDI AMIJAYA BIOLOGI UMUM


I.    PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
Mikroskop adalah suatu alat yang digunakan untuk melihat makhluk hidup dan benda-benda yang berstruktur kecil yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Dan mikroskop dibagi menjadi dua yaitu mikroskop cahaya dan mikroskop electron. Mikroskop cahaya adalah mikroskop yang menggunakan pancaran cahaya untuk meneliti benda yang dibawah mikroskop, sedangkan mikroskop electron adalah mikroskop yang menggunakan pancaran electron untuk meneliti benda yang ada dibawah mikroskop. (Kamajaya, 1984)
Sel adalah merupakan suatu kesatuan dasar yaitu merupakan suatu benda yang dinyatakan hidup. Dan semua makhluk hidup baik yang berstruktur besar dan kecil semua tersusun dari sel dan tidak ada suatu kehidupan yang dipisahkan dari sel. Sel pertama kali ditemukan oleh Robert Hook padatahun 1665 yang menerbitkan dekripsi sel gaus berdasarkan pengamatannya dengan mikriskop yang telah disempurnakan. (Sutadja, 1989)
Tumbuhan terbagi atas dua macam yaitu tumbuhan monokotil dan tumbuhan dikotil. Tumbuhan monokotil mumpunyai kulit cabang dan kulit batang, akarnya berfungsi pada transportasi, dan pada setiap pembulu terdapat berkas pembulu yang terpisah. Sedangkan tumbuhan dikotil daum menyirip, batang berkambium, akar tunggang, serta memiliki batang yang bercabang. (Subowo, 1989)


Hukum Mendel terbagi Konsep hukum Mendel dibahas dalam ilmu genetika. Genetika adalah ilmu yang mempelajari seluk beluk tentang turun temurunnya sifat-sifat induk (parental) kepada turunannya. Dalam cabang genetika terdapat suatu istilah yang disebut Homozigot dan Heterozigot. Homozigot adalah suatu individu yang genotipnya terdiri atas gen-gen yang sama dari tiap jenis gen, misalnya RR, rr, MM, mm. Sedangkan heterozigot adalah suatu sifat individu yang genotipnya terdiri atas gen-gen yang berlainan dari tiap jenis gen, misalnya Rr, Mm, Nn (Sumana, 2000).
Transpirasi adalah Proses hilangnya air dalam bentuk uap air dari jaringan hidup tanaman yang terletak di atas permukaan tanah melewati stomata, lubang kutikula, danentisel. (Anonim/2009/04/transpirasi/)
Asimilasi atau disebut juga fotosintesis hanya dapat berlangsung jika ada cahaya.. Dengan kata lain Fotosintesis adalah suatu proses dimana H2O dan CO2 oleh klorofil diubah menjadi zat organik karbohidrat dengan pertolongan sinar matahari. Rangkaian proses kehidupan di dunia ini dimulai dari perubahan Sinar matahari menjadi energi kimia (karbohidrat) dan kemudian mengubah energi kimia menjadi energi kerja pada peristiwa respirasi pada tubuh tumbuhan hewan atau manusia (Sofian, 2004).





1.2    Tujuan dan Kegunaan
1.2.1   Pengenalan dan penggunaan mikroskop
Tujuan dilakukan praktikum ini adalah untuk mengetahui komponen-komponen mikroskop cahaya dan tata cara menggunakan serta mempelajari bagaimana cara mempersiapkan bahan-bahan yang akan diamati dibawah mikroskop.
Kegunaan dilakukan praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat mengetahui bagian mikroskop dan fungsinya masing-masing agar didalam melakukan praktek berikutnya tidak mengalami kesalahan.

1.2.2   Pengamatan sel
Tujuan yang dicapai dalam melakukan praktikum tentang pengamatan sel yaitu agar para peserta praktikum dapat mengetahui berbagai bentuk sel hewan dan tumbuhan dan dapat mengenal struktur sel secara umum serta mampu membandingkan berbagai macam sel makhluk hidup.
Kegunaan dilakukannya praktikum ini adalah agar peserta praktikum dapat mengetahui berbagai macam sel pada makhluk hidup serta dapat mengetahui struktur sel hewan dan tumbuhan, dan letak perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan.




1.2.3   Pengamatan tumbuhan
Tujuan dilakukan praktikum ini adalah agar dapat memahami struktur morfologi, anatomi dan sistem reproduksi tumbuhan serta dapat membandingkan struktur morfologi akar, batang dan daun pada tumbuhan monokotil dan dikotil, juga dapat membandingkan struktur anatomo akar, batang, dan daun pada tumbuhan monokotil, dan dapat menggambar berbagai alat reproduksi pada tumbuhan.
Kegunaan dilakukan praktikum ini adalah untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang morfologi, anatomi, dan sistem reproduksi pada tumbuhan monokotil dan dikotil.

1.2.4   Pengamatan hewan
Tujuan dilakukan praktikum ini adalah agar praktikan dapat mengetahui morfologi dan sistem organ hewan katak hijau (Rana cancrivora), serta dapat menggambarkan morfologi pada katak, menulis sistem pencernaan pada katak, serta dapat menjelaskan sistem reprodukdi pada katak.
Kegunaan dilakukannya praktikum ini adalah untuk menambah ilmu pengetahuan tentang morfologi hewan katak baik sistem pencernaan maupun alat reproduksinya terutama hewan vetebrata.








1.2.5   Memahami konsep hukum mendel
Tujuan praktikum adalah agar kita dapat memahami angka-angka perbandingan dalam hukum Mendel melalui hukum kebetulan.
Kegunaan dalam praktikum ini adalah memberikan pengetahuan kepada praktikan tentang penurunan sifat individu baik tumbuhan maupun hewan yang diwariskan pada keturunannya. Serta mampu memahami penyilangan tentang tanaman yang kita inginkan melalui ilmu genetika.

1.2.6   Pengamatan transpirasi
Tujuan dalam praktikum ini adalah membuktikan bagaimana tumbuhan dalam penyerapan air dari akar sampai ujung daun.
Kegunaan dalam praktikum ini yaitu memberikan pengetahuan kepada praktikan tentang bagaimana tumbuhan makan dalam hal ini penyerapan air melalui akar sampai puncuk daun.
1.2.7   Pengamatan fotosintesis
Tujuan pelaksanaan praktikum ini adalah untuk membuktikan proses fotosintesis oleh tumbuhan hijau. Kegunaannya adalah untuk lebih memperdalam atau mengetahui proses bagaimana terjadinya fotosintsis pada tanaman hijau.




II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1    Pengenalan dan Penggunaan Mikroskop
2.1.1   Sejarah mikroskop
Mikroskop pertama kali ditemukan oleh Antony van Leeuwenhoek dalam bentuk yang masih sederhana. Dengan demikian kamajuan teknik, pembuatan mikroskop juga berkembang sekarang. Sehingga orang dapat melihat benda renik sampai puluhan ribu kali pembesaran. Penemuan mikroskop dan berkembangnya banyak memberikan manfaat bagi kehidupan manusia (Ruhadin, 2001).
Setelah itu pada abad XVI Leonardo dan Vinci Mauna Lici mempergunakan lensa untuk melihat benda-benda yang sangat kecil (Subowo, 2005).

2.1.2   Jenis-jenis mikroskop
Mikroskop biasa Prinsipnya ditemukan oleh Hauss dan Zacc Jansen pada tahun 1590, yaitu mempergunakan cahaya sebagai pemantul cahaya objek. Mikroskop ini memiliki dua kombinasi lensa yaitu lensa objektif dan lensa okuler, kekuatan pembeda (resolvir power) mata manusia 0,1 mm. Mikroskop selain pembeda juga membesarkan bayangan beda yang tergantung pada daya pembeda itu. Objek yang kurang dari ½  panjang gelombang cahaya tidak dapat dibedakan dengan menggunakan mikroskop biasa (Yatim, 2003)


Mikroskop elektron tidak menggunakan cahaya untuk menggambarkan struktur seperti pada mikroskop cahaya tetapi menggunakan penyinaran elektron yang diatur oleh lensa elektromagnetik. Penyinaran elektron dapat melalui suatu objek yang tipis seperti pada mikroskop elektron transmisi (Anwar, 2002).
Mikroskop pemindai transmisi elektron (STEM) Cara terbentuknya gambar pada SEM berbeda dengan apa yang terjadi pada mikroskop optic dan TEM. Pada SEM, gambar dibuat berdasarkan deteksi elektron baru (elektron sekunder) atau elektron pantul yang muncul dari permukaan sampel ketika permukaan sampel tersebut dipindai dengan sinar elektron. Elektron sekunder atau elektron pantul yang terdeteksi selanjutnya diperkuat sinyalnya, kemudian besar amplitudonya ditampilkan dalam gradasi gelap-terang pada layar monitor CRT (cathode ray tube). Di layar CRT inilah gambar struktur obyek yang sudah diperbesar bisa dilihat. Pada proses operasinya, SEM tidak memerlukan sampel yang ditipiskan, sehingga bisa digunakan untuk melihat obyek dari sudut pandang 3 dimensi           (Nurulhuda, 2003).





2.1.3   Bagian-bagian dan fungsi komponen mikroskop
a.    Lensa Okuler : Lensa yang yang dekat dengan mata pengamat, terpasang pada    ujung atas tabung mikroskopTabung Mikroskop : Komponen penghubung lensa okuler dan lensa objektif
b.    Makrometer : Komponen untuk menggerakkan tabung mikroskop secara vertical dengan pergeseran besar
c.    Mikrometer :Komponen untuk menggerakkan tabung mikroskop secara vertical dengan pergeseran halus
d.   Revolver : Pemutar lensa yang berguna untuk menempatkan lensa objektif yang dikehendaki.
e.    Lensa Objektif :Lensa yang langsung berhubungan dengan objek atau specimen dan terpasang pada bagian bawah revolver.
f.     Panggung Mikroskop : Meja preparat atau tempat sediaan objek/specimen, terdapat lubang untuk jalan masuk cahaya ke mata pengamat. Pada komponen ini dilengapi dengan dua penjepit untuk menjepit kaca benda.
g.    Kondensor :Alat yang berfungsi untuk memfokuskan cahaya pada obyek atau specimen. Terdapat pada bagian bawah panggung
h.    Diafragma : Komponen untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk melalui lubang pada panggung mikroskop.
i.      Cermin Reflektor : Sebuah cermin yang digunakan untuk menangkap cahaya yang masuk melalui lubang pada panggung mikroskop dengan cara menggeser kedudukannya. Cermin ini mempunnyai permukaan datar dan permukaan cekung. Bagian yang datar digunakan jika cahaya cukup terang sedangkan bagian cekung digunakan jika cahaya kurang terang        (Yatim, 1987)
2.1.4    Sifat lensa pada mikroskop
Baik lensa objektif maupun lensa okuler keduanya merupakan lensa cembung. Secara garis besar lensa objektif menghasilkan suatu bayangan sementara yang mempunyai sifat semu, terbalik, dan diperbesar terhadap posisi benda mula-mula, lalu yang menentukan sifat bayangan akhir selanjutnya adalah lensa okuler. Pada mikroskop cahaya, bayangan akhir mempunyai sifat yang sama seperti bayangan sementara, semu, terbalik, dan lebih lagi diperbesar. Pada mikroskop elektron bayangan akhir mempunyai sifat yang sama seperti gambar benda nyata, sejajar, dan diperbesar. Jika seseorang yang menggunakan mikroskop cahaya meletakkan huruf “d” di bawah mikroskop, maka yang ia lihat adalah huruf “p” yang terbalik dan diperbesar.

2.2    Pengamatan Sel
2.2.1   Pengertian sel
Sel adalah unjt struktural dan fungsional dari semua organisme, kumpulan sel dengan struktur dan fungsi yang sama akan membentuk suatu jaringan , kumpulan jaringan membentuk organ, kumpulan organ membentuk sistem organ,dan sistem organ akan menyusun organisme. Bentuk umum sel dari setiap organisme memiliki perbedaan yang mendasar (Subowo, 1989).



2.2.2    Sel hewan
Tidak memiliki dinding sel, Tidak memiliki plastida, Memiliki lisosom, Memiliki sentrosom, Timbunan zat berupa lemak dan glikogen, Bentuk tidak tetap, pada hewan tertentu memiliki vakuola, ukuran kecil, sedikit.
(Soemarmoto, 1997).

2.2.3    Sel Tumbuhan
Sel tumbuhan memiliki dinding sel dan membrane plasma, memiliki organ sel yang terdiri atas nucleus, reticulum endoplasma, ribosom, memiliki badan mikro yang terdiri dari peroksisom dan glioksisom,memiliki kompleks golgi dan mitokondria, tidak memiliki lisosom dan sentriol, terdapat vakuola dan plastida (Subowi, 1989).
2.2.4    Organel-organel sel
Membran Plasma: Tersusun atas lemak (lipid) dan protein (lipoprotein). Fungsi: melindungi sel, mengatur keluar masuknya zat dan sebagai penerima rangsang dari luar sel. Sitoplasma : Tersusun atas cairan: sitosol, padatan: berupa organela-organela, Fungsi: tempat berlangsungnya reaksi metabolisme sel. Nukleus : Merupakan organel terbesar, berbentuk bulat, membran rangkap. Di dalam nukleus terdapat nukleoplasma, yang terdiri atas benang (kromatin) yang tersusun atas DNA, RNA dan protein. Selain itu terkadang terbentuk nukleolus Fungsi: pengendali seluruh aktivitas sel, pengatur pembelahan sel dan pembawa informasi genetik. Sentriol : Hanya dimiliki sel hewan. Fungsi: menarik kromosom menuju ke kutub. Retikulum Endoplasma (RE) : Berbentuk benang-benang jala meliputi:RE kasar: terdapat ribosom, berfungsi untuk transpor dan sintesis protein. 60 RE halus: tidak terdapat ribosom, berfungsi untuk transpor dan sintesis lemak dan steroid. Ribosom : Tersusun dari protein dan RNA, berbentuk bulat dan tidak bermembran. Kompleks Golgi : Terdiri atas membran berbentuk kantong pipih. Pada sel tumbuhan, kompleks golgi disebut diktiosom. Lisosom : Merupakan membran berbentuk kantong kecil berisi enzim hidrolitik yang berfungsi dalam pencernaan intrasel. Mitokondria : Memiliki membran rangkap (luar dan dalam). Membran dalam berlekuk-lekuk membentuk krista. Mikrotubulus : Tersusun atas protein tubulin Mikrofilamen : Tersusun atas protein aktin. Fungsi: dalam gerakan sel, sitoplasma, kontraksi otot dan pembelahan sel. Dinding sel : Tersusun atas protein selulose, hemiselulose, pektin dan lignin. Fungsi: memberi bentuk sel, melindungi bagian sebelah dalam, dan mengatur transportasi zat. Plastida : Organel yang mengandung pigmen, meliputi: Kloroplas: plastida yang mengandung pigmen klorofil/hijau. Kromoplas: plastida yang mengandung pigmen merah jingga, kuning. Leukoplas: plastida yang tidak mengandung pigmen. Vakuola : Vakuola sel tumbuhan bersifat menetap fungsi: tempat menyimpan cadangan makananpigmen. (http://www.google.co.id/#hl=id&q=organelorganel+sel+tumbuhan&meta=&aq=0&oq=organel-organel+sel+tum&fp=5af74f93a1d43147)








2.3    Pengamatan Tumbuhan
2.3.1   Tumbuhan monokotil
Pada tumbuhan kelas tingkat tinggi dapat dibedakan atau dibagi menjadi dua macam, yaitu tumbuh-tumbuhan berbiji keping satu atau yang disebut dengan monokotil (monocotyledonae). Dan tumbuhan tumbuhan berkeping dua disebut dikotil.
Ciri-ciri tumbuhan monokotil yaitu :
1. Bentuk akar- Monokotil : Memiliki sistem akar serabut.
  2. Bentuk sumsum atau pola tulang daun- Monokotil : Melengkung atau    sejajar.
3. Monokotil : Ada tudung akar / kaliptra.
4. Jumlah keping biji atau kotiledon- Monokotil : satu buah keping biji saja. 5. Kandungan akar dan batang- Monokotil : Tidak terdapat cambium.
6. Jumlah kelopak bunga- Monokotil : Umumnya adalah kelipatan tiga.
7. Pelindung akar dan batang lembaga- Monokotil : Ditemukan batang   lembaga / koleoptil dan akar lembaga / keleorhiza.
8. Pertumbuhan akar dan batang Monokotil: Tidak bisa tumbuh berkembang menjadi membesar.



2.3.2   Tumbuhan dikotil
Tumbuhan berbiji keping dua atau yang disebut juga dengan dikotil / dicotyledonae. Ciri-ciri tumbuhan monokotil dan dikotil hanya dapat ditemukan pada tumbuhan subdivisi angiospermae karena memiliki bunga yang sesungguhnya. (Gumono, 1989)
2.3.3   Organ-organ tumbuhan
Anatomi tumbuhan adalah mempelajari tentang susunan dan bentuk-bentuk bagian dalam organ-organ. Tumbuhan agar dapat hidup mempertahankan kehidupannya harus mempunyai organ-organ bagian-bagian tubuhnya yang satu sama lain merupakan satu kelengkapan yang menjadikannya dapat tumbuh dan menghasilkan manfaat bagi kehidupan manusia dan mahluk lainnya. Ini berarti bahwa tanpa organ-organ tumbuhan tersebut tidak akan dapat tumbuh. Yang meliputi daun (Folium), batang (Caulis) dan akar (Radix) bunga (Flos).
Akar merupakan organ tumbuhan yang berfungsi untuk menyerap air dan unsur-unsur hara serta untuk menopang tegaknya tumbuhan. Sedangkan batang merupakan hasil perkembangan bakal batang (Kaulikula) pada lembaga. Pada dasarnya batang terdiri atas buku yang disebut ruas. Pada bagian buku muncul organ seperti daun, bunga dan dun atau drifal lainnya.




Daun memiliki tiga ciri yang penting yaitu tipis melebat, berwarna hijau dan duduk pada batang dengan posisi menghadap sinar matahari, respirasi, transpirasi dan gutasi. Tulang daun sangat penting karena berfungsi ganda yaitu sebagai penguat daun (rangka daun) don sebagai slat transportasi air atau unsur-unsur ham serta translokasi basil fotosintesis bagian tubuh tumbuhan lain. (Gembong, 1998).
Bunga lengkap adalah bunga yang mempunyai perhiasan bunga dan alat pembiak (benang sari dan putik). Sedangkan bunga tak lengkap adalah bunga yang tidak mempunyai perluasan bunga atau alat pembiak, dikatakan tidak lengkap karena hanya memiliki salah satu alat kelamin.            
(Darjanto dan Stifa 1990).
2.3.4   Reproduksi pada tumbuhan
1.    Perkembang Biakan Tak Kawin Secara Alami / Vegetatif Alami, Perkembangbiakan secara alami adalah berkembang biaknya tumbuhan tanpa bantuan tangan manusia untuk terjadi pembuahan / anakan tanaman baru. 1. Umbi Lapis, adalah tumbuhnya tunas pada sela-sela lapisan umbi. 2. Umbi Batang, adalah batang yang beralih fungsi sebagai tempat penimbunan makanan dengan calon tunas-tunas kecil yang berada di sekitarnya yang dapat tumbuh menjadi tanaman baru. 3. Tunas, adalah tumbuhan anakan yang muncul di samping tumbuhan induknya.


2.    Perkembang Biakan Tidak Kawin Buatan / Reproduksi Vegetatif Buatan yaitu : 1. Mencangkok / Cangkok adalah suatu cara mengembangbiakkan tumbuhan dengan jalan menguliti batang yang ada lalu bungkus dengan tanah agar akarnya tumbuh. Jika akar sudah muncul akar yang kokoh, maka batang tersebut sudah bisa dipotong dan ditanam di tempat lain. 2. Merunduk / Menunduk, adalah teknik berkembang biak tumbuh-tumbuhan dengan cara menundukkan batang tanaman ke tanah dengan harapan akan tumbuh akar. Setelah akar timbul, maka batang sudah bisa dipotong dan dibawa ke tempat lain.
2.4    Pengamatan Hewan
2.4.1   Klasifikasi katak (Taksonomi amphibi)
Menurut Natsir (1993) klasifikasi katak (Rana cancrivora) adalah:
Kingdom            : Animalia
Sub kingdom      : Motazoa
Phylum               : Chordata
Sub phylum        : Vertebrata
Class                   : Amphibi
Sub class            : Tetrapoda
Famili                 : Ranidae
Genus                 : Rana
Spesies               : Rana Cancrivora
Ordo                   : Ordo Urodela

Morfologi pada katak sawah (Rana cancrivora) meliputi kepala yang terbentuk segitiga, terdapat sepasang mata, yang terdapat mulut yang berfungsi untuk megambil makanan, lubang hidung (Naris aksternal) terletak pada rostal mata yang berhubungan dengan ruang mulut. Pada akstremitas anterior terdapat lengan atas (Antrebachium), lengan bawah (Bachium) dan telapak tangan (Manus), sedangkan bagian eksermitas posterior yaitu batis (Kurs), kaki (Pes), paha (Pemur) jari (Digiti) kepala (Caput), badan (Crumput), perut (Abdomen), punggung (Burcum) dan garis putih (Linea alba). (Djoko, 1998).
2.4.2   Hewan berdarah dingin
Hewan berdarah dingin Yaitu hewan yang suhu tubuhnya selalu berubah seiring dengan berubahnya suhu lingkungan. Poikiloterm suhu tubuhnya dipengaruhi oleh lingkungan. Suhu tubuh bagian dalam lebih tinggi dibandingkan dengan suhu tubuh luar. Hewan seperti ini juga disebut hewan berdarah dingin.
2.4.3   Hewan berdarah panas
Hewan berdarah panas adalah hewan yang dapat menjaga suhu tubuhnya, pada suhu tententu yang konstant biasanya lebih tinggi dibandingkan lingkungan sekitarnya. Sebagian hilang melalui proses radiasi, berkeringat yang menyejukkan badan. Melalui evaporasi menjaga suhu tubuh agar tetap konstan.  Contoh hewan berdarah panas adalah bangsa burung dan mamalia, hewan yang berdarah dingin adalah hewan yang suhu tubuhnya kira-kira sama dengan suhu lingkungan sekitarnya (Guyton, 1987).
Suhu tubuh tergantung pada neraca keseimbangan antara panas yang diproduksi atau diabsorbsi dengan panas yang hilang. Panas yang hilang dapat berlangsung secara radiasi, konveksi, konduksi dan evaporasi. Radiasi adalah transfer energi secara elektromagnetik, tidak memerlukan medium untuk merambat dengan kecepatan cahaya. Panas menjalar dari yang suhunya tinggi kebagian yang memiliki suhu yang lebih rendah. Konveksi adalah suatu perambatan panas melalui aliran cairan atau gas. Besarnya konveksi tergantung pada luas kontak dan perbedaan suhu. Evaporasi merupakan konveksi dari zat cair menjadi uap air, besarnya laju konveksi kehilangan panas karena evaporasi (Martini, 1998).
2.4.4   Sistem pencernaan hewan
Sistem Pencernaan Pada Hewan Invertebrata : Sistem pencernaan pada hewan invertebrata umumnya dilakukan secara intrasel, seperti pada protozoa, porifera, dan Coelenterata. Pencernaan dilakukan dalam alat khusus berupa vakuola makanan, sel koanosit dan rongga gastrovaskuler. Selanjutnya, pada cacing parasit seperti pada cacing pita, alat pencernaannya belum sempurna dan tidak memiliki mulut dan anus. pencernaan dilakukan dengan cara absorbs langsung melalui kulit. Sistem Pencernaan Pada Hewan vertebrata : Organ pencernaan pada hewan vertebrata meliputi saluran pencernaan (Tractus digestivus) dan kelenjar pencernaan (Glandula digestoria).


2.4.5   Sistem reproduksi hewan
Sistem reproduksi pada katak jantan terdiri dari dua testis yang terbungkus dalam skotrum, organ-organ tambahan meliputi duptus-duptus, kelanjar-kelenjar dan penis. Testis menghasilkan spermatozoa (sel-sel kelamin jantan) dan testotersn atau hormon kelamin jantan. Pada hewan verbebrata daratan  amphibi, reptilia, aves dan mamalia, organ untuk pertukaran gas adalah paru-paru. Pada katak hijau (Rana cancrivora) paru-paru berupa dua kantong berdinding tipis yang terletak dalam rongga badan dan berhubungan dengan rongga mulut melalui sebuah lubang yaitu gletus, permukaan paru-paru meningkat oleh karena adanya sistem rekat sebelah dalam yang kaya akan pembuluh darah
(Bantaran. 2002).
Reproduksi pada hewan betina adalah suatu proses yang kopleks yang melibatkan seluruh tubuh hewan itu. Sistem reproduksi itu sendiri terdiri dari dua buah ovarium, dua buah tubuh uterin, uterus, vagina dan vulva. Ovum dilepas dari ovarium dan diterima oleh invudubulum, lalu dibawa masuk ketubuh uteri, dimana terjadi proses perubahan, dalam perjalan ovum itu dari ovarium menuju uterus. Secara embriologi, sistem reproduksi berkaitan erat dengan sistem urine. Urine digunakan sebagai saluran baik sistem urine maupun sistem reproduksi jantan (Sambodo, 2001).






2.5    Memahami Konsep Hukum Mendel
2.5.1   Hukum mendel
Konsep hukum mendel dibahas dalam ilmu genetika. Genetika adalah ilmu yang mempelajari seluk beluk tentang turun temurunnya sifat-sifat induk (Parental) kepada turunannya. Dalam cabang genetika terdapat suatu istilah yang disebut Homozigot dan Heterozigot. Homozigot adalah suatu individu yang genotipnya terdiri atas gen-gen yang sama dari tiap jenis gen, misalnya RR, rr, MM, mm. Sedangkan heterozigot adalah suatu sifat individu yang genotipnya terdiri atas gen-gen yang berlainan dari tiap jenis gen, misalnya Rr, Mm, Nn (Sudjino, 2003).
2.5.2   Sifat dominan dan resesif
Sifat dominan adalah gen yang bersifat kuat sehingga menutupi pengaruh alelnya, dan disimbolkan dengan huruf  besar. (Contoh : BB).
Sifat resesif adalah gen yang tertutup alelnya bila bertemu dengan gen dominan. (Contoh : bb).


2.5.3   Sifat intermediet
Warna merah bersifat dominan, sedangkan warna putih bersifat resesif (alel warna merah dominan terhadap alel warna putih). Warna merah yang bersifat dominan dibandingkan dengan warna putih, maka menyebabkan semua bunga mawar pada keturunan pertama atau filial ke-1 (F1) akan berwarna merah. Apabila dalam suatu persilangan, sifat yang muncul merupakan campuran dari kedua induknya, maka sifat tersebut disebut sifat intermediet (Dominan parsial). Misalnya persilangan antara ikan Koi warna merah dan ikan Koi warna putih menghasilkan Filial 1 yang semuanya ikan Koi berwarna merah muda. Warna merah muda tersebut merupakan sifat intermediet.


2.6    Pengamatan Transpirasi
2.6.1   Pengertian transpirasi.
Transpirasi adalah proses hilangnya air dalam bentuk uap air dari jaringan terhadap tanaman yang terletak diatas permukaan tanah melewati stomata, Lubang kutikula dan lenti sel. (Salisburry dan Ross, 1996).
2.6.2   Faktor-faktor yang mempengaruhi Transpirasi
Faktor lingkungan yaitu Kelembaban udara, Suhu,Kecepatan angina, cahaya, tekanan udara, ketersediaan air tanah, Debu.
Faktor tanaman yaitu Stomata: jumlah per satuan luas, letak stomata (permukaan bawah atau atas daun, timbul/tenggelam), waktu bukaan stomata, Daun: berbulu/tidak, warna daun(kandungan klorofil daun), posisinya menghadap matahari secara langsung atau tidak.


2.7    Pengamatan Fotosintesis
2.7.1   Pengertian fotosintesis
Fotosintesis adalah suatu proses biokimia yang dilakukan tumbuhan, alga, dan beberapa jenis bakteri untuk memproduksi energi terpakai (nutrisi) dengan memanfaatkan energi cahaya. (Syamsuri, 2004).
2.7.2   Percobaan sachs
Sachs (1860) Membuktikan bahwa fotosintesis menghasilkan karbohidrat amilum. Pengujiannya adalah dengan menutup sebagian daun dengan aluminium foil, kemudian merebus daun yang terkena sinar matahari dan melarutkan pada alkohol. Setelah itu di rendam dalam iodium dan didapatkan bahwa daun yang berfotosintesis akan berwarna hitam dan yang tidak berwarna putih.
2.7.3  Larutan indikator
Umumnya indikator sederhana yang digunakan adalah kertas lakmus yang berubah menjadi merah bila keasamannya tinggi dan biru bila keasamannya rendah. Selain mengunakan kertas lakmus, indikator asam basa dapat diukur dengan pH meter yang bekerja berdas arkan prinsip elektrolit / konduktivitas suatu larutan, juga dapat diperkirakan dengan perubahan warna indikator pH. Larutan Indikator (Indikator pH).
pH atau derajat keasaman digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman (atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan). Nilai pH berkisar dari 0 hingga 14. Suatu larutan dikatakan netral apabila memiliki nilai pH=7. Nilai pH>7 menunjukkan larutan memiliki sifat basa, sedangkan nilai pH<7 menunjukan keasaman.





Nama pH berasal dari (Potential of hydrogen). Secara matematis, pH didefinisikan dengan:
·         Adalah zat (suatu asam atau basa lemah) yang akan berubah warna jika pH berubah pada kisaran tertentu
·         Kisaran pH yang menyebabkan indikator berubah warna disebut trayek pH.
·         Bila pH < trayek pH maka indikator akan menunjukkan warna asamnya
·         BilapH > trayekpH maka indikator akan menunjukkan warna basa
·         Contoh indikator: bromtimol biru (6,0 –7,6), metal merah (4,2 – 6,6) dan metil jingga (3,1 – 4,8).













Tidak ada komentar:

Posting Komentar