I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mikroskop adalah
suatu alat yang digunakan untuk melihat makhluk hidup dan benda-benda yang
berstruktur kecil yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Dan mikroskop
dibagi menjadi dua yaitu mikroskop cahaya dan mikroskop electron. Mikroskop
cahaya adalah mikroskop yang menggunakan pancaran cahaya untuk meneliti benda
yang dibawah mikroskop, sedangkan mikroskop electron adalah mikroskop yang
menggunakan pancaran electron untuk meneliti benda yang ada dibawah mikroskop.
(Kamajaya, 1984)
Sel adalah merupakan suatu kesatuan
dasar yaitu merupakan suatu benda yang dinyatakan hidup. Dan semua makhluk
hidup baik yang berstruktur besar dan kecil semua tersusun dari sel dan tidak
ada suatu kehidupan yang dipisahkan dari sel. Sel pertama kali ditemukan oleh
Robert Hook padatahun 1665 yang menerbitkan dekripsi sel gaus berdasarkan
pengamatannya dengan mikriskop yang telah disempurnakan. (Sutadja, 1989)
Tumbuhan terbagi atas dua macam yaitu
tumbuhan monokotil dan tumbuhan dikotil. Tumbuhan monokotil mumpunyai kulit
cabang dan kulit batang, akarnya berfungsi pada transportasi, dan pada setiap
pembulu terdapat berkas pembulu yang terpisah. Sedangkan tumbuhan dikotil daum
menyirip, batang berkambium, akar tunggang, serta memiliki batang yang
bercabang. (Subowo, 1989)
Hukum Mendel terbagi Konsep hukum
Mendel dibahas dalam ilmu genetika. Genetika adalah ilmu yang mempelajari seluk
beluk tentang turun temurunnya sifat-sifat induk (parental) kepada turunannya.
Dalam cabang genetika terdapat suatu istilah yang disebut Homozigot dan Heterozigot. Homozigot adalah suatu individu yang genotipnya
terdiri atas gen-gen yang sama dari tiap jenis gen, misalnya RR, rr, MM, mm.
Sedangkan heterozigot adalah suatu sifat individu yang genotipnya terdiri atas
gen-gen yang berlainan dari tiap jenis gen, misalnya Rr, Mm, Nn (Sumana, 2000).
Transpirasi adalah Proses hilangnya
air dalam bentuk uap air dari jaringan hidup tanaman yang terletak di atas permukaan
tanah melewati stomata, lubang kutikula, danentisel. (Anonim/2009/04/transpirasi/)
Asimilasi atau
disebut juga fotosintesis hanya dapat berlangsung jika ada cahaya.. Dengan kata
lain Fotosintesis adalah suatu proses dimana H2O dan CO2
oleh klorofil diubah menjadi zat organik karbohidrat dengan pertolongan sinar
matahari. Rangkaian proses kehidupan di dunia ini dimulai dari perubahan Sinar
matahari menjadi energi kimia (karbohidrat) dan kemudian mengubah energi kimia
menjadi energi kerja pada peristiwa respirasi pada tubuh tumbuhan hewan atau
manusia (Sofian, 2004).
1.2 Tujuan dan Kegunaan
1.2.1
Pengenalan dan penggunaan
mikroskop
Tujuan dilakukan
praktikum ini adalah untuk mengetahui komponen-komponen mikroskop cahaya dan
tata cara menggunakan serta mempelajari bagaimana cara mempersiapkan
bahan-bahan yang akan diamati dibawah mikroskop.
Kegunaan dilakukan praktikum ini
adalah agar mahasiswa dapat mengetahui bagian mikroskop dan fungsinya
masing-masing agar didalam melakukan praktek berikutnya tidak mengalami
kesalahan.
1.2.2
Pengamatan sel
Tujuan yang dicapai dalam melakukan
praktikum tentang pengamatan sel yaitu agar para peserta praktikum dapat
mengetahui berbagai bentuk sel hewan dan tumbuhan dan dapat mengenal struktur
sel secara umum serta mampu membandingkan berbagai macam sel makhluk hidup.
Kegunaan dilakukannya praktikum ini
adalah agar peserta praktikum dapat mengetahui berbagai macam sel pada makhluk
hidup serta dapat mengetahui struktur sel hewan dan tumbuhan, dan letak
perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan.
1.2.3
Pengamatan tumbuhan
Tujuan dilakukan praktikum ini adalah
agar dapat memahami struktur morfologi, anatomi dan sistem reproduksi tumbuhan
serta dapat membandingkan struktur morfologi akar, batang dan daun pada
tumbuhan monokotil dan dikotil, juga dapat membandingkan struktur anatomo akar,
batang, dan daun pada tumbuhan monokotil, dan dapat menggambar berbagai alat
reproduksi pada tumbuhan.
Kegunaan dilakukan praktikum ini
adalah untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang morfologi, anatomi,
dan sistem reproduksi pada tumbuhan monokotil dan dikotil.
1.2.4
Pengamatan hewan
Tujuan dilakukan praktikum ini adalah
agar praktikan dapat mengetahui morfologi dan sistem organ hewan katak hijau
(Rana
cancrivora), serta dapat
menggambarkan morfologi pada katak, menulis sistem pencernaan pada katak, serta
dapat menjelaskan sistem reprodukdi pada katak.
Kegunaan dilakukannya praktikum ini
adalah untuk menambah ilmu pengetahuan tentang morfologi hewan katak baik sistem
pencernaan maupun alat reproduksinya terutama hewan vetebrata.
1.2.5
Memahami konsep hukum mendel
Tujuan praktikum adalah agar kita
dapat memahami angka-angka perbandingan dalam hukum Mendel melalui hukum
kebetulan.
Kegunaan dalam praktikum ini adalah
memberikan pengetahuan kepada praktikan tentang penurunan sifat individu baik
tumbuhan maupun hewan yang diwariskan pada keturunannya. Serta mampu memahami
penyilangan tentang tanaman yang kita inginkan melalui ilmu genetika.
1.2.6
Pengamatan transpirasi
Tujuan dalam praktikum ini adalah
membuktikan bagaimana tumbuhan dalam penyerapan air dari akar sampai ujung
daun.
Kegunaan dalam praktikum ini yaitu memberikan pengetahuan kepada
praktikan tentang bagaimana tumbuhan makan dalam hal ini penyerapan air melalui
akar sampai puncuk daun.
1.2.7
Pengamatan fotosintesis
Tujuan pelaksanaan praktikum ini
adalah untuk membuktikan proses fotosintesis oleh tumbuhan hijau. Kegunaannya
adalah untuk lebih memperdalam atau mengetahui proses bagaimana terjadinya
fotosintsis pada tanaman hijau.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengenalan dan Penggunaan Mikroskop
2.1.1
Sejarah mikroskop
Mikroskop pertama kali ditemukan oleh Antony van Leeuwenhoek dalam bentuk yang masih sederhana.
Dengan demikian kamajuan teknik, pembuatan mikroskop juga berkembang sekarang.
Sehingga orang dapat melihat benda renik sampai puluhan ribu kali pembesaran. Penemuan
mikroskop dan berkembangnya banyak memberikan manfaat bagi kehidupan manusia
(Ruhadin, 2001).
Setelah itu pada
abad XVI Leonardo dan Vinci Mauna Lici mempergunakan lensa untuk melihat
benda-benda yang sangat kecil (Subowo, 2005).
2.1.2
Jenis-jenis mikroskop
Mikroskop biasa Prinsipnya
ditemukan oleh Hauss dan Zacc Jansen pada tahun 1590, yaitu mempergunakan
cahaya sebagai pemantul cahaya objek. Mikroskop ini memiliki dua kombinasi
lensa yaitu lensa objektif dan lensa okuler, kekuatan pembeda (resolvir power)
mata manusia 0,1 mm. Mikroskop selain pembeda juga membesarkan bayangan beda
yang tergantung pada daya pembeda itu. Objek yang kurang dari ½ panjang gelombang cahaya tidak dapat
dibedakan dengan menggunakan mikroskop biasa (Yatim, 2003)
Mikroskop elektron
tidak menggunakan cahaya untuk menggambarkan struktur seperti pada mikroskop
cahaya tetapi menggunakan penyinaran elektron yang diatur oleh lensa elektromagnetik.
Penyinaran elektron dapat melalui suatu objek yang tipis seperti pada mikroskop
elektron transmisi (Anwar, 2002).
Mikroskop pemindai transmisi elektron (STEM) Cara terbentuknya
gambar pada SEM berbeda dengan apa yang terjadi pada mikroskop optic dan TEM.
Pada SEM, gambar dibuat berdasarkan deteksi elektron baru (elektron sekunder)
atau elektron pantul yang muncul dari permukaan sampel ketika permukaan sampel
tersebut dipindai dengan sinar elektron. Elektron sekunder atau elektron pantul
yang terdeteksi selanjutnya diperkuat sinyalnya, kemudian besar amplitudonya
ditampilkan dalam gradasi gelap-terang pada layar monitor CRT (cathode ray tube). Di layar CRT inilah gambar
struktur obyek yang sudah diperbesar bisa dilihat. Pada proses operasinya, SEM
tidak memerlukan sampel yang ditipiskan, sehingga bisa digunakan untuk melihat
obyek dari sudut pandang 3 dimensi (Nurulhuda, 2003).
2.1.3
Bagian-bagian dan fungsi komponen mikroskop
a. Lensa Okuler : Lensa yang yang dekat dengan mata
pengamat, terpasang pada ujung atas
tabung mikroskopTabung Mikroskop : Komponen penghubung lensa okuler dan lensa
objektif
b. Makrometer : Komponen untuk menggerakkan tabung
mikroskop secara vertical dengan pergeseran besar
c. Mikrometer :Komponen untuk menggerakkan tabung
mikroskop secara vertical dengan pergeseran halus
d. Revolver : Pemutar lensa yang berguna untuk
menempatkan lensa objektif yang dikehendaki.
e. Lensa Objektif :Lensa yang langsung berhubungan
dengan objek atau specimen dan terpasang pada bagian bawah revolver.
f. Panggung Mikroskop : Meja preparat atau tempat
sediaan objek/specimen, terdapat lubang untuk jalan masuk cahaya ke mata
pengamat. Pada komponen ini dilengapi dengan dua penjepit untuk menjepit kaca
benda.
g. Kondensor :Alat yang berfungsi untuk memfokuskan
cahaya pada obyek atau specimen. Terdapat pada bagian bawah panggung
h. Diafragma : Komponen untuk mengatur banyak
sedikitnya cahaya yang masuk melalui lubang pada panggung mikroskop.
i.
Cermin
Reflektor : Sebuah cermin yang digunakan untuk menangkap cahaya yang masuk
melalui lubang pada panggung mikroskop dengan cara menggeser kedudukannya.
Cermin ini mempunnyai permukaan datar dan permukaan cekung. Bagian yang datar
digunakan jika cahaya cukup terang sedangkan bagian cekung digunakan jika
cahaya kurang terang (Yatim, 1987)
2.1.4
Sifat lensa pada mikroskop
Baik lensa objektif maupun lensa
okuler keduanya merupakan lensa cembung. Secara garis besar lensa objektif
menghasilkan suatu bayangan sementara yang mempunyai sifat semu, terbalik, dan
diperbesar terhadap posisi benda mula-mula, lalu yang menentukan sifat bayangan
akhir selanjutnya adalah lensa okuler. Pada mikroskop cahaya, bayangan akhir
mempunyai sifat yang sama seperti bayangan sementara, semu, terbalik, dan lebih
lagi diperbesar. Pada mikroskop elektron bayangan akhir mempunyai sifat yang sama
seperti gambar benda nyata, sejajar, dan diperbesar. Jika seseorang yang
menggunakan mikroskop cahaya meletakkan huruf “d” di bawah mikroskop, maka yang
ia lihat adalah huruf “p” yang terbalik dan diperbesar.
2.2 Pengamatan Sel
2.2.1
Pengertian sel
Sel adalah unjt struktural dan
fungsional dari semua organisme, kumpulan sel dengan struktur dan fungsi yang
sama akan membentuk suatu jaringan , kumpulan jaringan membentuk organ,
kumpulan organ membentuk sistem organ,dan sistem organ akan menyusun organisme.
Bentuk umum sel dari setiap organisme memiliki perbedaan yang mendasar (Subowo,
1989).
2.2.2
Sel
hewan
Tidak memiliki
dinding sel, Tidak memiliki plastida, Memiliki lisosom, Memiliki sentrosom, Timbunan
zat berupa lemak dan glikogen, Bentuk tidak tetap, pada hewan tertentu memiliki
vakuola, ukuran kecil, sedikit.
(Soemarmoto, 1997).
2.2.3
Sel
Tumbuhan
Sel
tumbuhan memiliki dinding sel dan membrane plasma, memiliki organ sel yang
terdiri atas nucleus, reticulum endoplasma, ribosom, memiliki badan mikro yang
terdiri dari peroksisom dan glioksisom,memiliki kompleks golgi dan mitokondria,
tidak memiliki lisosom dan sentriol, terdapat vakuola dan plastida (Subowi,
1989).
2.2.4
Organel-organel sel
Membran Plasma: Tersusun atas lemak (lipid) dan protein (lipoprotein). Fungsi: melindungi sel, mengatur keluar masuknya zat
dan sebagai penerima rangsang dari luar sel. Sitoplasma : Tersusun atas cairan:
sitosol, padatan: berupa organela-organela, Fungsi: tempat berlangsungnya
reaksi metabolisme sel. Nukleus : Merupakan organel terbesar, berbentuk bulat,
membran rangkap. Di dalam nukleus terdapat nukleoplasma, yang terdiri atas
benang (kromatin) yang tersusun atas DNA, RNA dan protein. Selain itu terkadang terbentuk nukleolus Fungsi: pengendali seluruh aktivitas sel, pengatur
pembelahan sel dan pembawa informasi genetik. Sentriol : Hanya dimiliki sel
hewan. Fungsi: menarik kromosom menuju ke kutub. Retikulum Endoplasma (RE) :
Berbentuk benang-benang jala meliputi:RE kasar: terdapat ribosom, berfungsi untuk transpor dan sintesis protein. 60 RE halus: tidak terdapat ribosom, berfungsi untuk transpor dan sintesis lemak dan steroid. Ribosom : Tersusun dari protein dan RNA, berbentuk bulat dan tidak bermembran. Kompleks Golgi : Terdiri atas membran berbentuk kantong pipih.
Pada sel tumbuhan, kompleks golgi disebut diktiosom. Lisosom : Merupakan
membran berbentuk
kantong kecil berisi enzim hidrolitik yang berfungsi dalam pencernaan intrasel. Mitokondria :
Memiliki membran rangkap (luar dan dalam). Membran dalam berlekuk-lekuk membentuk
krista. Mikrotubulus : Tersusun atas protein tubulin Mikrofilamen : Tersusun
atas protein aktin. Fungsi: dalam gerakan sel, sitoplasma, kontraksi otot dan pembelahan sel. Dinding
sel :
Tersusun atas protein selulose, hemiselulose, pektin dan lignin. Fungsi: memberi bentuk sel, melindungi
bagian sebelah dalam, dan mengatur transportasi
zat. Plastida : Organel yang mengandung pigmen, meliputi: Kloroplas: plastida yang mengandung pigmen klorofil/hijau. Kromoplas: plastida yang
mengandung pigmen merah jingga, kuning. Leukoplas: plastida yang tidak mengandung pigmen.
Vakuola : Vakuola sel tumbuhan bersifat menetap fungsi: tempat menyimpan cadangan makananpigmen. (http://www.google.co.id/#hl=id&q=organelorganel+sel+tumbuhan&meta=&aq=0&oq=organel-organel+sel+tum&fp=5af74f93a1d43147)
2.3
Pengamatan
Tumbuhan
2.3.1
Tumbuhan monokotil
Pada tumbuhan kelas
tingkat tinggi dapat dibedakan atau dibagi menjadi dua macam, yaitu
tumbuh-tumbuhan berbiji keping satu atau yang disebut dengan monokotil
(monocotyledonae). Dan tumbuhan tumbuhan berkeping dua
disebut dikotil.
Ciri-ciri tumbuhan
monokotil yaitu :
1. Bentuk akar- Monokotil : Memiliki
sistem akar serabut.
2. Bentuk sumsum atau pola tulang daun- Monokotil : Melengkung atau sejajar.
3. Monokotil : Ada
tudung akar / kaliptra.
4. Jumlah keping biji atau kotiledon-
Monokotil : satu buah keping biji saja. 5. Kandungan akar dan batang- Monokotil
: Tidak terdapat cambium.
6. Jumlah kelopak
bunga- Monokotil : Umumnya adalah kelipatan tiga.
7. Pelindung akar dan batang lembaga- Monokotil :
Ditemukan batang lembaga / koleoptil
dan akar lembaga / keleorhiza.
8. Pertumbuhan
akar dan batang Monokotil: Tidak bisa
tumbuh berkembang menjadi membesar.
2.3.2
Tumbuhan dikotil
Tumbuhan
berbiji keping dua atau yang disebut juga dengan dikotil / dicotyledonae.
Ciri-ciri tumbuhan monokotil dan dikotil hanya dapat ditemukan pada tumbuhan
subdivisi angiospermae karena memiliki bunga yang sesungguhnya. (Gumono, 1989)
2.3.3
Organ-organ tumbuhan
Anatomi tumbuhan adalah mempelajari
tentang susunan dan bentuk-bentuk bagian dalam organ-organ. Tumbuhan agar dapat hidup mempertahankan
kehidupannya harus mempunyai organ-organ bagian-bagian tubuhnya yang satu sama
lain merupakan satu kelengkapan yang menjadikannya dapat tumbuh dan
menghasilkan manfaat bagi kehidupan manusia dan mahluk lainnya. Ini berarti
bahwa tanpa organ-organ tumbuhan tersebut tidak akan dapat tumbuh. Yang
meliputi daun (Folium), batang (Caulis) dan akar (Radix)
bunga (Flos).
Akar merupakan organ tumbuhan yang
berfungsi untuk menyerap air dan unsur-unsur hara serta untuk menopang tegaknya
tumbuhan. Sedangkan batang merupakan hasil perkembangan bakal batang (Kaulikula) pada lembaga. Pada dasarnya
batang terdiri atas buku yang disebut ruas. Pada bagian buku muncul organ
seperti daun, bunga dan dun atau drifal lainnya.
Daun memiliki tiga ciri yang penting
yaitu tipis melebat, berwarna hijau dan duduk pada batang dengan posisi
menghadap sinar matahari, respirasi, transpirasi dan gutasi. Tulang daun sangat penting karena berfungsi ganda yaitu
sebagai penguat daun (rangka daun) don sebagai slat transportasi air atau unsur-unsur
ham serta translokasi basil fotosintesis bagian tubuh tumbuhan lain. (Gembong,
1998).
Bunga lengkap adalah bunga yang
mempunyai perhiasan bunga dan alat pembiak (benang sari dan putik). Sedangkan
bunga tak lengkap adalah bunga yang tidak mempunyai perluasan bunga atau alat
pembiak, dikatakan tidak lengkap karena hanya memiliki salah satu alat kelamin.
(Darjanto dan Stifa 1990).
2.3.4
Reproduksi pada tumbuhan
1. Perkembang Biakan Tak
Kawin Secara Alami / Vegetatif Alami, Perkembangbiakan secara alami adalah
berkembang biaknya tumbuhan tanpa bantuan tangan manusia untuk terjadi
pembuahan / anakan tanaman baru. 1. Umbi Lapis, adalah tumbuhnya tunas pada
sela-sela lapisan umbi. 2. Umbi Batang, adalah batang yang beralih fungsi
sebagai tempat penimbunan makanan dengan calon tunas-tunas kecil yang berada di
sekitarnya yang dapat tumbuh menjadi tanaman baru. 3. Tunas, adalah tumbuhan
anakan yang muncul di samping tumbuhan induknya.
2.
Perkembang
Biakan Tidak Kawin Buatan / Reproduksi Vegetatif Buatan yaitu : 1. Mencangkok /
Cangkok adalah suatu cara mengembangbiakkan tumbuhan dengan jalan menguliti
batang yang ada lalu bungkus dengan tanah agar akarnya tumbuh. Jika akar sudah
muncul akar yang kokoh, maka batang tersebut sudah bisa dipotong dan ditanam di
tempat lain. 2. Merunduk / Menunduk, adalah teknik berkembang biak
tumbuh-tumbuhan dengan cara menundukkan batang tanaman ke tanah dengan harapan
akan tumbuh akar. Setelah akar timbul, maka batang sudah bisa dipotong dan
dibawa ke tempat lain.
2.4 Pengamatan Hewan
2.4.1
Klasifikasi katak
(Taksonomi amphibi)
Menurut Natsir (1993) klasifikasi
katak (Rana cancrivora) adalah:
Kingdom : Animalia
Sub kingdom : Motazoa
Phylum : Chordata
Sub phylum : Vertebrata
Class : Amphibi
Sub class : Tetrapoda
Famili : Ranidae
Genus : Rana
Spesies : Rana Cancrivora
Ordo : Ordo Urodela
Morfologi pada
katak sawah (Rana cancrivora)
meliputi kepala yang terbentuk segitiga, terdapat sepasang mata, yang terdapat mulut yang berfungsi untuk
megambil makanan, lubang hidung (Naris
aksternal) terletak pada rostal mata yang berhubungan dengan ruang mulut.
Pada akstremitas anterior terdapat lengan atas (Antrebachium), lengan bawah (Bachium)
dan telapak tangan (Manus), sedangkan
bagian eksermitas posterior yaitu batis (Kurs),
kaki (Pes),
paha (Pemur)
jari (Digiti) kepala (Caput), badan (Crumput),
perut (Abdomen), punggung (Burcum) dan garis putih (Linea alba). (Djoko, 1998).
2.4.2
Hewan berdarah dingin
Hewan
berdarah dingin Yaitu hewan yang suhu tubuhnya selalu berubah seiring dengan berubahnya
suhu lingkungan. Poikiloterm suhu tubuhnya dipengaruhi oleh
lingkungan. Suhu tubuh bagian dalam lebih tinggi dibandingkan dengan suhu tubuh
luar. Hewan seperti ini juga disebut hewan berdarah dingin.
2.4.3
Hewan berdarah panas
Hewan berdarah panas adalah hewan yang
dapat menjaga suhu tubuhnya, pada suhu tententu yang konstant biasanya lebih
tinggi dibandingkan lingkungan sekitarnya. Sebagian hilang melalui proses
radiasi, berkeringat yang menyejukkan badan. Melalui evaporasi menjaga suhu
tubuh agar tetap konstan. Contoh hewan
berdarah panas adalah bangsa burung dan mamalia, hewan yang berdarah dingin
adalah hewan yang suhu tubuhnya kira-kira sama dengan suhu lingkungan
sekitarnya (Guyton, 1987).
Suhu
tubuh tergantung pada neraca keseimbangan antara panas yang diproduksi atau
diabsorbsi dengan panas yang hilang. Panas yang hilang dapat berlangsung secara
radiasi, konveksi, konduksi dan evaporasi. Radiasi adalah transfer energi
secara elektromagnetik, tidak memerlukan medium untuk merambat dengan kecepatan
cahaya. Panas menjalar dari yang suhunya tinggi kebagian yang memiliki suhu
yang lebih rendah. Konveksi adalah suatu perambatan panas melalui aliran cairan
atau gas. Besarnya konveksi tergantung pada luas kontak dan perbedaan suhu.
Evaporasi merupakan konveksi dari zat cair menjadi uap air, besarnya laju
konveksi kehilangan panas karena evaporasi (Martini, 1998).
2.4.4
Sistem pencernaan
hewan
Sistem Pencernaan
Pada Hewan Invertebrata : Sistem pencernaan pada hewan invertebrata umumnya dilakukan
secara intrasel, seperti pada protozoa, porifera, dan Coelenterata. Pencernaan
dilakukan dalam alat khusus berupa vakuola makanan, sel koanosit dan rongga
gastrovaskuler. Selanjutnya, pada cacing parasit seperti pada cacing pita, alat
pencernaannya belum sempurna dan tidak memiliki mulut dan anus. pencernaan
dilakukan dengan cara absorbs langsung melalui kulit. Sistem Pencernaan
Pada Hewan vertebrata : Organ pencernaan pada hewan vertebrata meliputi
saluran pencernaan (Tractus digestivus) dan kelenjar pencernaan (Glandula digestoria).
2.4.5
Sistem reproduksi
hewan
Sistem reproduksi pada katak jantan
terdiri dari dua testis yang terbungkus dalam skotrum, organ-organ tambahan
meliputi duptus-duptus, kelanjar-kelenjar dan penis. Testis menghasilkan spermatozoa (sel-sel kelamin jantan) dan testotersn atau
hormon kelamin jantan. Pada hewan verbebrata daratan amphibi, reptilia, aves dan mamalia, organ
untuk pertukaran gas adalah paru-paru. Pada katak hijau (Rana cancrivora)
paru-paru berupa dua kantong berdinding tipis yang terletak dalam rongga badan
dan berhubungan dengan rongga mulut melalui sebuah lubang yaitu gletus,
permukaan paru-paru meningkat oleh karena adanya sistem rekat sebelah dalam yang
kaya akan pembuluh darah
(Bantaran. 2002).
Reproduksi pada
hewan betina adalah suatu proses yang kopleks yang melibatkan seluruh tubuh
hewan itu. Sistem reproduksi itu sendiri terdiri dari dua buah ovarium, dua buah tubuh uterin,
uterus, vagina dan vulva. Ovum dilepas dari ovarium dan diterima oleh invudubulum, lalu dibawa masuk
ketubuh uteri, dimana terjadi proses perubahan, dalam perjalan ovum itu dari
ovarium
menuju uterus. Secara embriologi, sistem reproduksi berkaitan erat dengan
sistem urine. Urine digunakan sebagai saluran baik sistem urine maupun sistem reproduksi
jantan (Sambodo, 2001).
2.5 Memahami Konsep Hukum Mendel
2.5.1
Hukum mendel
Konsep
hukum mendel
dibahas dalam ilmu genetika. Genetika adalah ilmu yang mempelajari seluk beluk
tentang turun temurunnya sifat-sifat induk (Parental) kepada turunannya. Dalam cabang genetika terdapat suatu istilah yang
disebut Homozigot dan Heterozigot. Homozigot adalah suatu
individu yang genotipnya terdiri atas gen-gen yang sama dari tiap jenis gen,
misalnya RR, rr, MM, mm. Sedangkan heterozigot adalah suatu sifat individu yang
genotipnya terdiri atas gen-gen yang berlainan dari tiap jenis gen, misalnya
Rr, Mm, Nn (Sudjino, 2003).
2.5.2
Sifat dominan
dan resesif
Sifat dominan adalah gen yang bersifat
kuat sehingga menutupi pengaruh alelnya, dan disimbolkan dengan huruf besar. (Contoh : BB).
Sifat resesif adalah gen yang tertutup
alelnya bila bertemu dengan gen dominan. (Contoh : bb).
2.5.3
Sifat intermediet
Warna merah bersifat dominan,
sedangkan warna putih bersifat resesif (alel warna merah dominan terhadap alel
warna putih). Warna merah yang bersifat dominan dibandingkan dengan warna
putih, maka menyebabkan semua bunga mawar pada keturunan pertama atau filial
ke-1 (F1) akan berwarna merah. Apabila dalam suatu persilangan, sifat yang
muncul merupakan campuran dari kedua induknya, maka sifat tersebut disebut
sifat intermediet (Dominan parsial). Misalnya persilangan antara ikan Koi warna merah dan ikan
Koi warna putih menghasilkan Filial 1 yang semuanya ikan Koi berwarna merah
muda. Warna merah muda tersebut merupakan sifat intermediet.
2.6 Pengamatan Transpirasi
2.6.1
Pengertian transpirasi.
Transpirasi adalah proses
hilangnya air dalam bentuk uap air dari jaringan terhadap tanaman yang terletak
diatas permukaan tanah melewati stomata, Lubang kutikula dan lenti sel. (Salisburry
dan Ross, 1996).
2.6.2
Faktor-faktor yang mempengaruhi Transpirasi
Faktor lingkungan yaitu Kelembaban udara, Suhu,Kecepatan
angina, cahaya,
tekanan udara,
ketersediaan
air tanah, Debu.
Faktor tanaman yaitu Stomata: jumlah per satuan
luas, letak stomata (permukaan bawah atau atas daun, timbul/tenggelam), waktu
bukaan stomata, Daun: berbulu/tidak, warna daun(kandungan klorofil daun),
posisinya menghadap matahari secara langsung atau tidak.
2.7 Pengamatan Fotosintesis
2.7.1
Pengertian fotosintesis
Fotosintesis adalah suatu proses biokimia yang dilakukan tumbuhan, alga,
dan beberapa jenis bakteri untuk
memproduksi energi terpakai (nutrisi) dengan memanfaatkan energi cahaya.
(Syamsuri, 2004).
2.7.2
Percobaan sachs
Sachs (1860) Membuktikan bahwa fotosintesis menghasilkan karbohidrat amilum.
Pengujiannya adalah dengan menutup sebagian daun dengan aluminium foil, kemudian
merebus daun yang terkena sinar matahari dan melarutkan pada alkohol. Setelah
itu di rendam dalam iodium dan didapatkan bahwa daun yang berfotosintesis akan berwarna hitam
dan yang tidak berwarna putih.
2.7.3 Larutan
indikator
Umumnya indikator sederhana yang
digunakan adalah kertas lakmus yang berubah menjadi merah bila keasamannya
tinggi dan biru bila keasamannya rendah. Selain mengunakan kertas lakmus,
indikator asam basa dapat diukur dengan pH meter yang bekerja berdas arkan
prinsip elektrolit / konduktivitas suatu larutan, juga dapat diperkirakan
dengan perubahan warna indikator pH. Larutan Indikator (Indikator pH).
pH atau derajat keasaman digunakan
untuk menyatakan tingkat keasaman (atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu
larutan). Nilai pH berkisar dari 0 hingga 14. Suatu larutan dikatakan netral
apabila memiliki nilai pH=7. Nilai pH>7 menunjukkan larutan memiliki sifat
basa, sedangkan nilai pH<7 menunjukan keasaman.
Nama pH berasal dari (Potential of hydrogen). Secara matematis,
pH didefinisikan dengan:
·
Adalah zat
(suatu asam atau basa lemah) yang akan berubah warna jika pH berubah pada
kisaran tertentu
·
Kisaran pH
yang menyebabkan indikator berubah warna disebut trayek pH.
·
Bila pH <
trayek pH maka indikator akan menunjukkan warna asamnya
·
BilapH >
trayekpH maka indikator akan menunjukkan warna basa
·
Contoh
indikator: bromtimol biru (6,0 –7,6), metal merah (4,2 – 6,6) dan metil jingga
(3,1 – 4,8).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar